Saturday, October 24, 2015

SOFTSKILL

TELEMATIKA

Kata telematika berasal dari bahasa Perancis yaitu telematique. Kata Telematique merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dan teknologi informasi. Sehingga telematika biasanya lebih sering dikaitkan dengan kegiatan cyberspace atau kegiatan yang berbau teknologi digital yang merupakan suatu informasi dalam melakukan sebuah komunikasi. 

TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital.
 


Adapun beberapa media komunikasi yang sering digunakan pada Telematika adalah sebagai berikut :

1. Internet

Internet merupakan salah satu media utama dalam telematika, mengapa? Karena dengan internet, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Internet dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Dengan internet, kita dapat bertukar email maupun chatting atau hanya sekedar browsing untuk mendapatkna sebuah informasi.

2. Handphone atau Smartphone

Media lainnya adalah telepon, karena telepon merupakan salah satu media komunikasi sehingga telepon bisa juga menjadi media dalam telematika. Apalagi, sekarang ini telepon sudah menjadi perangkat pintar yang dapat melakukan berbagai fungsi. Diantaranya bisa melakukan chatting maupun browsing.

3. Komputer

Komputer merupakan media teknologi informasi dimana media ini juga dapat digunakan pada telematika.

4. Radio

Radio merupakan media informasi, sehingga dapat pula digunakan pada telematika.


Perkembangan Telematika sebelum dan sesudah ada internet muncul antara lain :
  • Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.
  • Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
  • Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara            rakyat  dengan            rakyat.Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang        radio siaran non pemerintah.Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
  • Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
  • Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.
  • Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
  • Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
  • Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.
    Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.
    Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.
  • Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
  •  Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.
  • Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
  • Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.


SUMBER : http://upadama.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-telematika.html
                   http://verozzaranii.blogspot.co.id/2014/10/definisi-telematika.html
 

Sunday, May 3, 2015

Tugas Bahasa Indonesia 2

1.KARANGAN ILMIAH

Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.

a.Macam-macam karya ilmiah
-Laporan penelitian
-Skripsi
-Tesis
-Disertasi
-Surat pembaca
-Laporan kasus
-Laporan tinjauan
-Resensi
-Monograf
-Referat
-Kabilitasi

b.Perbedaan skripsi, tesis dan disertasi
-Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan atau penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
-Tesis adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
-Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.

c.Karangan ilmiah populer
Karangan ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.

d.Jurnal ilmiah
Jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (penelaahan sejawat).

2. MENULIS LAPORAN ILMIAH

a.Konsep, jenis, dan ciri-ciri laporan ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan laporan ilmiah diantaranya:

-Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
-Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
-Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
-Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
-Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.

Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis laporan ilmiah yaitu sebagai berikut:

-Laporan lengkap (Monograf)
Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. Menjelaskan juga kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

-Artikel ilmiah
Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

-Laporan ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

Adapun ciri-ciri laporan yang baik antara lain:
-Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
-Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
-Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
-Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
-Adanya kesimpulan dan saran
-Laporan dibuat menarik dan juga interaktif

b.Unsur-unsur kerangka laporan
Kerangka Laporan ilmiah umumnya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah sebagai berikut:

-Judul laporan terdiri terutama subjek, atau didahului dengan ‘ Laporan tentang’ , ‘Laporan Kemajuan tentang’, ’Laporan Tahunan tentang’, ’Penelitian tentang’ dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku.
-Nama dan identitas penerima laporan Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. Dan Nama dan identitas penulis Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar.
-Tempat dan tanggal dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah.

c.Persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah
-Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
-Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat.
-Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
-Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain.

d.Manfaat penyusunan laporan ilmiah
-Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
-Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
-Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan
-Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.

3.FORMAT MAKALAH ILMIAH

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup tertentu. Makalah juga dapat diartikan sebagai karya akademis yang biasanya diterbitkan atau dipublikasikan pada jurnal yang bersifat ilmiah.

a.Format makalah ilmiah

1.Bagian awal atau pembuka
Bagian awal ini dimulai dari halaman judul sampai dengan abstrakpenelitian. Komponen-komponen bagian ini secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
-Halaman Sampul dan Halaman Judul
-Halaman Persetujuan
-Halaman Pengesahan
-Kata Pengantar
-Daftar Isi
-Daftar Tabel dan Halaman Gambar (jika ada)
-Abstrak

2.Bagian isi
BAB I PENDAHULUAN
-Latar Belakang Masalah
-Rumusan masalah
-Tujuan Penelitian
-Manfaat Penelitian
-Batasan masalah
-Definisi Istilah (Boleh ada, boleh tidak)

BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
-Kerangka Teoretis
-Kerangka Pemikiran
-Hipotesis (jika ada)

BAB III METODE PENELITIAN
-Subjek dan Objek
-Metode Pengumpulan Data
-Alat Penelitian
-Metode Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
-Hasil Penelitian
-Pembahasan

BAB V KESIMPULAN SARAN
-Kesimpulan
-Saran

3.Bagian akhir
-Daftar Pustaka
Bagian ini berisi daftar semua pustaka yang dijadikan acuan atau pegangan, serta landasan penelitian. Daftar pustaka disusun atas dasar alfabetis nama pengarang tanpa nomor urut. (1) nama pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.

b.Topik, tujuan, dan tesis makalah ilmiah
Persiapan untuk menulis sebuah karya ilmiah berbeda dengan persiapan menulis sebuah berita. Jika menulis berita topik sudah tersedia, yakni hal yang harus diliput. Tidak demikian dengan karya ilmiah seringkali topik sudah ditentukan tapi terkadang juga si penulis harus menentukan topiknya sendiri. Biasanya topik yang dipilih berkaitan dengan hal yang sedang diteliti. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah terencana serta terkendali, konseptual dan prosedural. Berdasarkan syarat tersebut kemudian dilakukan pemilihan topik disertai penetapan tujuan, kemudian topik dan tujuan tersebut dirumuskan menjadi sebuah tesis yang utuh.
Topik seringkali sulit dibedakan dari judul, sebuah topik dapat apa saja pada akhirnya dijadikan judul tulisan. Tetapi topik tidak sama dengan judul, tidak selalu sebuah topik adalah sebuah judul. Mungkin saja terjadi sebuah judul mengandung topik. Dalam Keraf (1997), dikatakan bahwa topik berasal dari kata Yunani, topoi, yang berarti ‘tempat’.
Ada empat syarat memilih topik, yaitu:
-Menarik minat penulis
-Diketahui dan dikuasai oleh penulis
-Harus cukup sempit dan terbatas. Sebaiknya tidak terlalu baru, teknis, atau controversial (khusus untuk penulis pemula).

Jika selesai memilih topik langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997), tujuan penulisan ada dua, yaitu:
-Sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
-Maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan.

Langkah berikutnya adalah merumuskan tesis, yakni menggabungkan topik dan tujuan kita. Tesis sebenarnya sama dengan tema. Dalam laras ilmiah, sebagaimana diuraikan dalam Keraf (1997), tesis adalah tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang berfungsi sebagai gagasan sentral kalimat tersebut. Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Dalam proses penulisan sebuah karya, tema berarti sebuah perumusan dari topik yang telah dipilih sebagai landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui pilihan topik tadi.

Dalam merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan lima hal berikut ini:
-Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan
-Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat
-Tidak boleh berupa kalimat majemuk setara
-Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis
-Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.


Sumber :

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-karya-ilmiah/
http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/29/menyusun-laporan-ilmiah/ 
http://ilmucerdas.wordpress.com/profil/cara-penulisan-laporan-ilmiah/
https://fauziahfia.wordpress.com/2015/01/17/laporan-ilmiah/
http://atika-atikaayu.blogspot.com/2014/04/menulis-laporan-ilmiah.html
http://makalahproposal.blogspot.com/2014/04/pengertian-makalah.html
http://dinardc.blogspot.com/2014/03/format-penulisan-karangan-ilmiah.html
http://daracs.blogspot.com/2013/03/ringkasan-topik-tujuan-dan-tesis.html
http://anisairany.blogspot.com/2015/05/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah.html?m=1

Sunday, April 26, 2015

Batang Pohon

Batang Pohon


Disuatu hari ada tiga remaja yang sangat malas dan merasa hari-harinya sangat membosankan, pergi sekolah,main,istirahat,main,pulang sekolah, main setiap hari seperti itu sangat membosankan. Anak,Kana,Naka adalah nama ketiga remaja tersebut hari-hari mereka dihabiskan dengan bermain permainan yang tidak jelas. 

Lalu disuatu hari mereka seperti biasa pulang dari sekolah bermain-main dijalan karena mereka pulang satu arah. apapun dijadikan permainan, sepulang sekolah mereka menemukan batang pohon yang tergeletak mereka lalu berkhayal dan memainkan sebuah drama mengalahkan si Raja Monster dengan si pemegang batang pohon sebagai Pahlawan dan yang lainnya menjadi Narator dan Raja Monster.
“Akan kuhancurkan kau wahai Raja Monster Siludark!” teriak Anak sang pahlawan
“Tidak mungkin kau mengalahkanku Sang Pahlawan ..” saut Kana sebagai Raja monster
“Pahlawan menyerang dengan kekuatan penuh menusuk jantung Raja Monster” kata Naka sang narator
“Arhhhh aku tidak pernah kalah kata sang raja monster sambil memegang dada..” Kana berakting
“Lalu kedamaian tercipta setelah pahlawan mengalahkan raja monster” kata Naka

Itu adalah salah satu contoh ketidak jelasan yang mereka lakukan ditengah jalan dan keramaian sambil dilihat orang banyak, mereka tidak malu dan merasa dunia milik sendiri.

Tetapi pada hari itu sangat berbeda mereka yang biasanya terlihat santai dengan kekonyolan mereka menjadi sedikit panik oleh sebuah bola cahaya yang sangat besar muncul dari entah berantah berada didepan mereka dan mereka masuk kedalamnya, setelah mereka tersadar mereka terbangun disungai yang dangkal dan melihat kesekeliling dan mereka kaget karena tidak jauh dari sana terdapat kota dan ditengahnya ada istana yang sangat besar, dan tidak lama kemudian penjaga kota pun datang dan membawa mereka kedalam istana.

Didalam istana mereka dipenjara lalu dibawa ke aula besar tempat singgasana raja berdiri, lalu mereka dihadapkan pada sang Raja
“Kalian nampaknya bukan dari sini? Dari mana kalian? Tanya Raja
“Kami tadi dari sekolah lalu bertemu cahaya dan kami bangun sudah disungai dekat sini” jawab Anak
“Dimana itu sekolah? Kota apa itu? Aku tidak pernah dengar? Tanya Raja

Sadar kalau mereka didunia entah berantah mereka pun menjawab seadanya lalu disaat mereka berbincang cahaya melingkari ketiga remaja tersebut, penjaga yang tadinya menjaga ketat mundur karena cahaya menyilaukan tersebut lalu raja berkata tentang sebuah ramalan bulan yang mengatakan akan datang pahlawan membantu bangsa manusia untuk melawan iblis dan monster. Mungkin inilah saatnya lalu cahaya itu menghilang dan mereka ber tiga Anak,Kana dan Naka memegang sesuatu yang tidak mereka bawa dari dunianya yaitu Anak memegang sebuah pedang hitam, Kana memegang sebuah perisai dan Naka memegang sebuah busur. Raja pun kaget dan menyebut mereka adalah pahlawan mereka dijamu dengan sangat baik tetapi mereka ber tiga bingung dengan kondisi yang mereka alami.

Mereka pun menerima nasib kalau orang-orang disana mengira mereka pahlawan karena senjata yang mereka pegang masing-masing adalah senjata legendaris yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang terpilih sadar akan takdir yang harus mereka emban sebagai pahlawan, mereka berlatih untuk menjadi kuat dengan memasuki labirin dan hutan diluar kota, mereka tidak merasakan kesulitan untuk mengalahkan iblis dan monster untuk menaikan kepandaian mereka dalam bertarung karena mereka sudah terbiasa melakukan drama konyol pemusnahan iblis dan monster didunia nyata.

Setelah beberapa waktu mereka bertiga menjadi sangat kuat dan mereka dipanggil oleh raja untuk memasuki labirin didasar istana untuk mengambil sebuah tongkat magis yang dapat menyegel kekuatan iblis yang sangat besar tetapi labirin itu dihuni monster-monster yang sangat kuat dan banyak sekali jebakan. Raja memperingati hal-hal itu agar pahlawan berhati-hati.

Setelah itu mereka memasuki labirin tersebut benar disana dihuni oleh monster yang kuat, salah satunya kelelawar yang sangat gesit tetapi itu bukan masalah. Naka menghabisi mereka dengan cepat karena dia bisa menembakan anak panah sekaligus untuk mengalahkan kelelawar-kelelawar itu, setelah jauh memasuki dan mengalahkan monster dilabirin, akhirnya mereka sampai pada sebuah pintu gerbang yang sangat besar dan mereka membuka pintu tersebut dan Kana dengan sigap maju dan melindungi Anak yang didepan dari serangan monster yang mendadak ternyata itu adalah monster Lipan yang sangat besar dengan tangan-tangannya yang sangat tajam seperti pisau, dengan kombinasi senjata legendaris merekapun kesulitan melawan monster lipan tersebut tetapi Naka ingat kalau dia membawa obat serangga ditas sekolah yang dibawanya dari dunia nyata lalu ia melompat dengan bantuan lemparan perisai Kana untuk menyemprotkan cairan tersebut pada wajah lipan dan lipan itu mati seketika.

Setelah mereka mengalahkan lipan itu mereka melihat diujung labirin terdapat cahaya biru yang sangat terang, mereka mendekat dan menggenggam benda itu dan cahayanya hilang, lalu mereka berpikir bentuknya tidak asing, ternyata benda itu adalah batang pohon yang ada didunia nyata yang biasa mereka pakai untuk melakukan drama mengalahkan Monster dan Iblis. Setelah itu mereka membawa benda tersebut dan pergi menemui Raja dan memberitahu Raja kalau benda itu sudah ditangan mereka belum selesai mereka berbicara guncangan besar terjadi diistana lalu mereka keluar melihat apa yang terjadi. Ternyata ada segerombolan iblis dan monster yang mencoba masuk ke kota dan menghancurkan segala yang ada didekatnya, para pahlawan tidak tinggal diam dan melindungi kota.

Selama pertempuran pahlawan sangat mendominasi tapi seiring berjalannya waktu mereka merasa letih karena monster terus berdatangan lalu mereka terpojok dan tidak tau harus berbuat apa. Para penghuni kota sudah dievakuasi dan para penjaga pun sudah banyak yang gugur lalu tongkat iblis yang mereka dapat dilabirin itu bercahaya dan bersuara peganglah, lalu mereka bertiga memegang tongkat tersebut dan tiba-tiba mereka berada ditempat yang gelap. Mereka lalu bangun dan melihat keatas melihat cahaya yang silau sambil memegang sebuah tongkat, mereka ditarik oleh tongkat itu dan ternyata mereka berada didalam lubang galian perbaikan jalan karena siang itu petugas sedang istirahat jadi tidak ada yang dilokasi dan petugas pun menanyakan kenapa mereka bisa didalam lubang itu? dan merekapun bingung dan tersadar kalau itu hanya mimpi tapi kenapa bisa sama? Entahlah ..

SELESAI




Friday, March 27, 2015

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

A. Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan


KARANGAN ILMIAH


Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11)
Karangan ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

     
Macam -  macam karangan Ilmiah 
  • Laporan Penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. 
  • Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik S1.
  • Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik S2.
  • Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik S3.
  • Surat Pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan.
  • Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang dilandasi dengan teori.
     

 Sifat karangan Ilmiah
  • lugas dan tidak emosional mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain). 
  • Efektif satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembangan.
  • efisien hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
  • Logis disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
     
Bentuk Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan seseorang. Ada berbagai jenis karya ilmiah , antara lain :
  • Laporan Penelitian.
  • Makalah.
  • Artikel.

Ciri - Ciri karangan Ilmiah
  • Struktur Sajian.
  • Komponen dan Substansi.
  • Sikap Penulis.
  • Penggunaan Bahasa.


KARANGAN NON ILMIAH


       Karangan non-ilmiah adalah  karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehar-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang biasa digunakan (tidak terlalu formal).


Sifat karangan Non-Ilmiah
  • Emotif : merupakan kemehawan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih         mencari keuntungan dan sedikit informasi.
  • Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan             pembaca, mempengaruhi cara befikir pembaca dan cukup memberi informasi.
  • Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
  • Jika kritik kadang kala tanpa dukungan bukti.

Macam -  macam karangan Ilmiah 
  • Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
  • Drama : Suatu aksi atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
  • Novel : Bentuk sastra yang paling popular di dunia. Yang merupakan karya sastra yang mempunyai unsure intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan
  • Dongeng : Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.

Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • Fakta yang disimpulkan subyektif.
  • Gaya bahasa konotatif dan populer.
  • Tidak memuat hipotesis.
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  • Bersifat imajinatif.
  • Situasi didramatisir.
  • Bersifat persuasif.
  • Tanpa dukungan bukti.


Karangan Ilmiah Popular

Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam karya tulis ini.

Ciri-ciri karangan Ilmiah Popular
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • Fakta yang disimpulkan subjektif.
  • Gaya bahasa formal dan popular.
  • Mementingkan diri penulis.
  • Melebih-lebihkan sesuatu.
  • Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.


Macam - Macam karangan Ilmiah Popular
  • Artikel
  • Editorial
  • Opini
  • Tips
  • Reportase 
  • Resensi buku bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

METODE ILMIAH

Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Tujuan Penulisan Metode Ilmiah

Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bias asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Beberapa tujuan mempelajari penulisan ilmiah : 
  • Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
  • Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
  • Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah

Sikap Ilmiah

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” . 
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek. 

Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. 

Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain : 
  • Sikap ingin tahu
  • Sikap kritis
  • Sikap obyektif
  • Sikap ingin menemukan
  • Sikap tekun 

Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
  • Merumuskan masalah.
  • Merumuskan hipotesis.
  • Mengumpulkan data.
  • Menguji hipotesis.
  • Merumuskan kesimpulan.


Penalaran dan Penyusupan dalam Sintetis Karangan Ilmiah


Definisi Menulis

Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
  •   Penulis sebagai penyampai pesan
  •  Pesan atau isi tulisan
  • Saluran atau media berupa tulisan
  •  Pembaca sebagai penerima pesan

Penalaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah 

Penalaran Induktif

Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

Penalaran Induktif
  • Generalisasi
  • Analogi
  • Hubungan Sebab Akibat
  • Pengetesan Hubungan Sebab Akibat

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.

Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
1. Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
2. Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)

Penalaran Deduktif


  • Silogisme
  • Entimen

Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan

Unsur dasar penalaran ilmiah ialah fakta, dan dapat berupa :
  • Klasifikasi
  • Jenis Klasifikasi
  • Persyaratan Klasifikasi
  • Guna Klasifikasi
  • Pengamatan
  • Proposisi


Pengertian Penyusunan Sintesis

Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”
Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.


REFERENSI :

https://shintanvyp.wordpress.com/tag/sifat-dan-bentuk-karangan/
http://putri-rama2dani.blogspot.com/2013/10/perngertianmacam-sifat-dan-bentuk.html

https://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
http://www.slideshare.net/busitisahara/10-penalaran-dalam-karangan

Sunday, March 8, 2015

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

PENALARAN

Penalaran adalah cara berpikir logis , mengembangkan sesuatu hal dengan nalar bukan dengan perasaaan atau pengalaman.


Inferensi dan Implikasi 
Inferensi adalah sebuah kesimpulan logis dari sebuah pengamatan terhadap sesuatu hal.
Implikasi adalah keterlibatan dari sebuah penelitian yang lama dengan yang baru dilakukan sehingga memiliki akibat langsung atau konsekuensi dari temuan.

Evidensi
Evidensi adalah fakta - fakta yang ada, dikaitkan atau dihubungkan sehingga membuktikan sesuatu.

CARA MENGUJI DATA
Cara menguji sebuah data bisa dilakukan dengan cara observasi,dokumentasi,kuesioner, dll.

CARA MENGUJI FAKTA
Cara menguji fakta bisa dilakukan dengan cara penilaian tentang fakta itu sendiri apakah 
benar atau tidak.

CARA MENGUJI AUTORITAS
Cara menguji sebuah autoritas dengan menghindari kesaksian atau desas desus, dalam menguji harus se-objektif mungkin dapat membedakan mana yang sekedar pendapat dan mana yang pendapat sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian. tidak mengandung prasangka dll.

 
PARAGRAF DEDUKTIF 

Paragraf deduktif adalah paragraf yang penulisannya diawali dengan kalimat utama dan diikuti oleh kalimat penjelas. Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial.  

SILOGISME HIPOTESIS 
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis, dan premis minornya bersifat katagorial.

SILOGISME ALTERNATIF
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

ENTIMEN
Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.


PARAGRAF INDUKTIF 

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya ada di tengah atau akhir kalimat. Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.

A. Generalisasi 
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum.
contoh : Orang jawa tidak suka berterus terang.

B. Hipotesis 
Sesuatu yg dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dsb) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
contoh :  Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses perdamaian.

C. Analogi  
Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang memiliki kemiripan.
contoh : Siswa di Medan berseragam; siswa di Jakarta berseragam; siswa di Papua juga berseragam. Jadi, dapat dianalogikan bahwa siswa di Bekasi juga berseragam.

D. Hubungan Kausal 
Hubungan tentang sebab akibat, karena peristiwa yang satu akan menyebabkan peristiwa yang lain
contoh : Apabila panen datang, harga padi akan turun.

E. Induksi dalam Metode Eksposisi 
Salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Sumber :

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.

Waluyo, Herman J. 1991. Penalaran Bahasa. Surakarta: UNS Press.


Kamus besar bahasa indonesia depdiknas 2008.