Sunday, March 13, 2016

Fase Pengelolaan Proyek Sistem Informasi

Analisis dan desain system merupakan prosedur pemecahan maslah yang terdiri dari enam fase untuk meneliti system informasi dan meningkatkannya.Keenam fase tersebut membentuk apa yang disebut siklus hidup pengembangan system. Siklus hidup pengembangan system (SDLC) adalah proses langkah demi langkah yang diikuti oleh banyak organisasi selama analisis dan desain system. 

Fase Pertama:
 
Anda harus memahami dengan baik masalah-masalah yang dihadapi oleh user dan apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut (KEBUTUHAN).

Dalam Fase pertama terdapat empat langkah yang dapat dilakukan:

1. Melakukan analisis awal, anda perlu mencari apa yang menjadi tujuan organisasi dan sifat serta cakupan masalah, selanjutnya melihat apakah masalah yang dipelajari cocok dengan tujuan tersebut.
2. Mengajukan solusi-solusi alternative, Solusi-solusi alternative bisa diperoleh dengan mewawancarai orang dalm organisasi, klien ayau pelanggan yang terpengaruh oleh system, pemasok dan konsultan.
3. Mendeskripsikan biaya dan keuntungan , anda perlu mendaftarkan biaya maupun keuntungan secara terperinci. Biaya akan tergantung dari keuntungan yang bisa menawarkan penghematan.
4. Menyerahkan rencana awal, Semua yang anda temukan digabung dalam suatu laporan tertulis, pembaca laporan ini bisa saja eksekutif yang punya wewenang untuk memutuskan dan menjalankan proyek. Anda harus mendeskripsikan solusi-solusi potensial, biaya, dan keuntungan dan memberikan rekomendasi bagi anda.

Fase Kedua:
 
Anda harus memutuskan proyek akan dilaksanakan atau tidak.Jika keputusannnya adalah melaksanakan proyek tersebut, Anda harus dapat menganalisis semua risiko-risiko yang mungkin terjadi yang dapat menggagalkan proyek tersebut. Analisis ini sangat membantu dalam penulisan PROPOSAL yang berisi rincian menganai proyek apa yang akan ditawarkan, kapan, dan berapa biayanya (termasuk biaya untuk risiko-risiko yang mungkin terjadi).
Dalam Fase kedua terdapat tiga langkah yang dapat dilakukan:

1. Mengumpulkan data, dalam upaya mengumpulkan data, anda akan meninjau dokumen tertulis, mewawancarai pegawai dan manager, membuat kuesioner dan mengobservasi rang dan proses-proses di tempat kerja.
2. Menganalisa data, data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Ada banyak piranti analitik yang dapat dipakai, piranti pemodelan memungkinkan analisis system menampilkan representasi system dalam bentuk gambar, misal data flow diagram atau diagram aliran data. Dan Perangkat CASE (Computer Aided Software Engineering) adalah program yang mengotomatisasi berbagai aktivitas SDLC. Contoh programnya ialah Analyst Pro, Visible Analyst dan System Architect.
3. Menulis laporan, perlu membuat laporan setelah selesai melakukan analisis. Ada 3 bagian, yang pertama, harus menjelaskan cara bekerja system yang sudah ada. Kedua, harus menjelaskan masalah-masalah pasa system yang ada. Ketiga harus mendeskripsikan ketentuan-ketentuan untuk system baru dan memberikan rekomendasi tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Fase Ketiga:
 
Tujuan fase ketiga adalah membuat desain awal, lalu desain yang detail, dan membuat laporan.
Dalam Fase ketiga terdapat tiga langkah yang dapat dilakukan:

1. Membuat desain awal, desin awal mendeskripsikan kpabilitas fungsional secar umum dari system system informasi yang diusulkan. Perangkat yang digunakan pada fase ini adalah perangkat CASE dan perangkat lunak managemen proyek. Prototyping juga digunakan pada tahap ini,prototyping ialah pengguna workstation, perangkat CASE dan aplikasi perangkat lunak lain untuk membuat model kerja dari komponen system sehingga system baru bisa segera diuji dan dievaluasi. Jadi prototype adalah system dengan kemapuan kerja terbatas yang dikembangkan untuk menguji konsep-konsep desain.
2. Membuat desain yang detail, desain yang detail menggambarkan bagaimana sistem informasi yang diusulkan mampu memberikan kapabilitas yang digambarkan secara umum dalam desain awal.
3. Menulis laporan, semua pekerjaan dala desain awal dan desain yang detail akan dikemas dalam laporan yang terperinci. Anda bisa melakukan persentasi atau diskusi saat menyerahkan laporan ini kepada manajemen senior.

Fase Keempat :

Tujuan dari fase ini adalah Mengembangkan Sistem.

Dalam Fase keempat terdapat tiga langkah yang dapat dilakukan:
1. Mengembangkan atau mendapatkan perangkat lunak, analisis system harus membuat keputusan yang disebut keputusan “membuat-atau-membeli’. Dalam keputusan tersebut, anda menentukan apakah akan membuat program – menulis sendiri – atau embelinya, yang artinya hanya tinggal membeli paket perangkat lunak yang sudah ada.
2. Mendapatkan perangkat lunak, setelah memilih perangkat lunak, maka selanjutnya meng-uprade perangkat keras untuk menjalankan perangkat lunak tersebut. Namun bisa saja system tidak membutuhkan perangkat keras, atau perangkat keras tersebut dapat disewa tanpa harus dibeli.
3. Menguji system, dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang telah diperoleh,maka dilakukan pengujian. Biasanya dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
• Pengujian unit : kinerja dari masing-masing bagian diteliti dengan menggunakan data uji (disusun atau sampel). Jika program ditulis sebagai usaha kerja sama dari banyak programmer, maka masing-masing bagian dari program diuji terpisah.
• Pengujian system : bagian-bagian dihubungkan bersama-sama dengan menggunakan data uji untuk mengetahui apakah bagian-bagian itu dapat bekerja sama. System juga dapat diuji dengan data sesungguhnya dari organisasi.

Fase Kelima : 

Tujuan fase kelima adalah Mengimplementasikan system

Dalam Fase kelima terdapat dua langkah yang dapat dilakukan:

1. Konversi ke system baru, proses transisi dari system informasi yang lama ke yang baru, melibatkan konversi perangkat keras, perangkat lunak, dan file. Ada 4 strategi untuk melakukan konversi,yaitu :
• Implementasi langsung : pengguna hanya berhenti menggunakan system yang lama dan mulai mengguanakn yang baru.
• Implementasi parallel : Sistem lama dan system yang baru berjalan berdampingan sampai system baru menunjukkan keandalannya di saat system lama tidak berfungsi lagi.
• Implementasi bertahap : bagian-bagian dari system baru dibuat dalam fase terpisah-entah waktu yang berbeda(parallel) atau sekaligus dalam kelompok-kelompok (langsung).
• Implementasi pilot : seluruh system dicoba, namun hanya oleh beberapa pengguna. Stelah keandalannya terbukti barulah system bisa diimplementasikan pada pengguna lainnya.
2. Melatih pengguna, ada banyak piranti yang bisa digunkan membuat pengguna membuat pengguna mengenal system baru dengan baik,dari dokumentasi hingga video tape hingga pelatiah diruang kelas secara langsung ataupun satu per satu.
Fase Keenam : Memelihara Sistem
Pemeliharaan system ialah menyesuaikan dan meningkatkan system dengan cara melakukan audit dan evaluasi secara periodic dan dengan membuat perubahan berdasarkan kondisi-kondisi baru. Meskipun pengonversian sudah lengkap, bahkan pengguna sudah dilatih, system tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Inilah tahap dimana system harus dimonitor untuk memastikan bahwa system itu berhasil. Pemeliharaan tidak hanya menjaga agar mesin tetap berjalan, namun juga meng-upgrade dan meng-update system agar bisa mengikuti perkembangan produk, jasa, layanan, peraturan pemerintah, dan ketentuan lain yang baru.
Setelah beberapa saat, biaya pemeliharaan akan meningkat seiring makin banyaknya usaha untuk mempertahankan system agar tetap responsive terhadap kebutuhan pengguna. Dalam beberapa hal, biaya pemeliharaan ini bisa membengkak, menandakan bahwa sekaranglah saat yang tepat untuk memulai lagi SDLC.


sumber : https://cantony.wordpress.com/2011/02/13/fase-fase-pada-sebuah-proyek-sistem-informasi/

Saturday, October 24, 2015

SOFTSKILL

TELEMATIKA

Kata telematika berasal dari bahasa Perancis yaitu telematique. Kata Telematique merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dan teknologi informasi. Sehingga telematika biasanya lebih sering dikaitkan dengan kegiatan cyberspace atau kegiatan yang berbau teknologi digital yang merupakan suatu informasi dalam melakukan sebuah komunikasi. 

TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital.
 


Adapun beberapa media komunikasi yang sering digunakan pada Telematika adalah sebagai berikut :

1. Internet

Internet merupakan salah satu media utama dalam telematika, mengapa? Karena dengan internet, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Internet dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Dengan internet, kita dapat bertukar email maupun chatting atau hanya sekedar browsing untuk mendapatkna sebuah informasi.

2. Handphone atau Smartphone

Media lainnya adalah telepon, karena telepon merupakan salah satu media komunikasi sehingga telepon bisa juga menjadi media dalam telematika. Apalagi, sekarang ini telepon sudah menjadi perangkat pintar yang dapat melakukan berbagai fungsi. Diantaranya bisa melakukan chatting maupun browsing.

3. Komputer

Komputer merupakan media teknologi informasi dimana media ini juga dapat digunakan pada telematika.

4. Radio

Radio merupakan media informasi, sehingga dapat pula digunakan pada telematika.


Perkembangan Telematika sebelum dan sesudah ada internet muncul antara lain :
  • Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.
  • Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
  • Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara            rakyat  dengan            rakyat.Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang        radio siaran non pemerintah.Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
  • Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
  • Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.
  • Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
  • Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
  • Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.
    Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.
    Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.
  • Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
  •  Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.
  • Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
  • Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.


SUMBER : http://upadama.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-telematika.html
                   http://verozzaranii.blogspot.co.id/2014/10/definisi-telematika.html
 

Sunday, May 3, 2015

Tugas Bahasa Indonesia 2

1.KARANGAN ILMIAH

Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.

a.Macam-macam karya ilmiah
-Laporan penelitian
-Skripsi
-Tesis
-Disertasi
-Surat pembaca
-Laporan kasus
-Laporan tinjauan
-Resensi
-Monograf
-Referat
-Kabilitasi

b.Perbedaan skripsi, tesis dan disertasi
-Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan atau penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
-Tesis adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
-Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.

c.Karangan ilmiah populer
Karangan ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.

d.Jurnal ilmiah
Jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (penelaahan sejawat).

2. MENULIS LAPORAN ILMIAH

a.Konsep, jenis, dan ciri-ciri laporan ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan laporan ilmiah diantaranya:

-Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
-Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
-Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
-Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
-Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.

Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis laporan ilmiah yaitu sebagai berikut:

-Laporan lengkap (Monograf)
Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. Menjelaskan juga kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

-Artikel ilmiah
Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

-Laporan ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

Adapun ciri-ciri laporan yang baik antara lain:
-Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
-Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
-Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
-Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
-Adanya kesimpulan dan saran
-Laporan dibuat menarik dan juga interaktif

b.Unsur-unsur kerangka laporan
Kerangka Laporan ilmiah umumnya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah sebagai berikut:

-Judul laporan terdiri terutama subjek, atau didahului dengan ‘ Laporan tentang’ , ‘Laporan Kemajuan tentang’, ’Laporan Tahunan tentang’, ’Penelitian tentang’ dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku.
-Nama dan identitas penerima laporan Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. Dan Nama dan identitas penulis Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar.
-Tempat dan tanggal dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah.

c.Persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah
-Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
-Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat.
-Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
-Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain.

d.Manfaat penyusunan laporan ilmiah
-Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
-Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
-Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan
-Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.

3.FORMAT MAKALAH ILMIAH

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup tertentu. Makalah juga dapat diartikan sebagai karya akademis yang biasanya diterbitkan atau dipublikasikan pada jurnal yang bersifat ilmiah.

a.Format makalah ilmiah

1.Bagian awal atau pembuka
Bagian awal ini dimulai dari halaman judul sampai dengan abstrakpenelitian. Komponen-komponen bagian ini secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
-Halaman Sampul dan Halaman Judul
-Halaman Persetujuan
-Halaman Pengesahan
-Kata Pengantar
-Daftar Isi
-Daftar Tabel dan Halaman Gambar (jika ada)
-Abstrak

2.Bagian isi
BAB I PENDAHULUAN
-Latar Belakang Masalah
-Rumusan masalah
-Tujuan Penelitian
-Manfaat Penelitian
-Batasan masalah
-Definisi Istilah (Boleh ada, boleh tidak)

BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
-Kerangka Teoretis
-Kerangka Pemikiran
-Hipotesis (jika ada)

BAB III METODE PENELITIAN
-Subjek dan Objek
-Metode Pengumpulan Data
-Alat Penelitian
-Metode Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
-Hasil Penelitian
-Pembahasan

BAB V KESIMPULAN SARAN
-Kesimpulan
-Saran

3.Bagian akhir
-Daftar Pustaka
Bagian ini berisi daftar semua pustaka yang dijadikan acuan atau pegangan, serta landasan penelitian. Daftar pustaka disusun atas dasar alfabetis nama pengarang tanpa nomor urut. (1) nama pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.

b.Topik, tujuan, dan tesis makalah ilmiah
Persiapan untuk menulis sebuah karya ilmiah berbeda dengan persiapan menulis sebuah berita. Jika menulis berita topik sudah tersedia, yakni hal yang harus diliput. Tidak demikian dengan karya ilmiah seringkali topik sudah ditentukan tapi terkadang juga si penulis harus menentukan topiknya sendiri. Biasanya topik yang dipilih berkaitan dengan hal yang sedang diteliti. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah terencana serta terkendali, konseptual dan prosedural. Berdasarkan syarat tersebut kemudian dilakukan pemilihan topik disertai penetapan tujuan, kemudian topik dan tujuan tersebut dirumuskan menjadi sebuah tesis yang utuh.
Topik seringkali sulit dibedakan dari judul, sebuah topik dapat apa saja pada akhirnya dijadikan judul tulisan. Tetapi topik tidak sama dengan judul, tidak selalu sebuah topik adalah sebuah judul. Mungkin saja terjadi sebuah judul mengandung topik. Dalam Keraf (1997), dikatakan bahwa topik berasal dari kata Yunani, topoi, yang berarti ‘tempat’.
Ada empat syarat memilih topik, yaitu:
-Menarik minat penulis
-Diketahui dan dikuasai oleh penulis
-Harus cukup sempit dan terbatas. Sebaiknya tidak terlalu baru, teknis, atau controversial (khusus untuk penulis pemula).

Jika selesai memilih topik langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997), tujuan penulisan ada dua, yaitu:
-Sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
-Maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan.

Langkah berikutnya adalah merumuskan tesis, yakni menggabungkan topik dan tujuan kita. Tesis sebenarnya sama dengan tema. Dalam laras ilmiah, sebagaimana diuraikan dalam Keraf (1997), tesis adalah tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang berfungsi sebagai gagasan sentral kalimat tersebut. Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Dalam proses penulisan sebuah karya, tema berarti sebuah perumusan dari topik yang telah dipilih sebagai landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui pilihan topik tadi.

Dalam merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan lima hal berikut ini:
-Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan
-Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat
-Tidak boleh berupa kalimat majemuk setara
-Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis
-Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.


Sumber :

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-karya-ilmiah/
http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/29/menyusun-laporan-ilmiah/ 
http://ilmucerdas.wordpress.com/profil/cara-penulisan-laporan-ilmiah/
https://fauziahfia.wordpress.com/2015/01/17/laporan-ilmiah/
http://atika-atikaayu.blogspot.com/2014/04/menulis-laporan-ilmiah.html
http://makalahproposal.blogspot.com/2014/04/pengertian-makalah.html
http://dinardc.blogspot.com/2014/03/format-penulisan-karangan-ilmiah.html
http://daracs.blogspot.com/2013/03/ringkasan-topik-tujuan-dan-tesis.html
http://anisairany.blogspot.com/2015/05/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah.html?m=1

Sunday, April 26, 2015

Batang Pohon

Batang Pohon


Disuatu hari ada tiga remaja yang sangat malas dan merasa hari-harinya sangat membosankan, pergi sekolah,main,istirahat,main,pulang sekolah, main setiap hari seperti itu sangat membosankan. Anak,Kana,Naka adalah nama ketiga remaja tersebut hari-hari mereka dihabiskan dengan bermain permainan yang tidak jelas. 

Lalu disuatu hari mereka seperti biasa pulang dari sekolah bermain-main dijalan karena mereka pulang satu arah. apapun dijadikan permainan, sepulang sekolah mereka menemukan batang pohon yang tergeletak mereka lalu berkhayal dan memainkan sebuah drama mengalahkan si Raja Monster dengan si pemegang batang pohon sebagai Pahlawan dan yang lainnya menjadi Narator dan Raja Monster.
“Akan kuhancurkan kau wahai Raja Monster Siludark!” teriak Anak sang pahlawan
“Tidak mungkin kau mengalahkanku Sang Pahlawan ..” saut Kana sebagai Raja monster
“Pahlawan menyerang dengan kekuatan penuh menusuk jantung Raja Monster” kata Naka sang narator
“Arhhhh aku tidak pernah kalah kata sang raja monster sambil memegang dada..” Kana berakting
“Lalu kedamaian tercipta setelah pahlawan mengalahkan raja monster” kata Naka

Itu adalah salah satu contoh ketidak jelasan yang mereka lakukan ditengah jalan dan keramaian sambil dilihat orang banyak, mereka tidak malu dan merasa dunia milik sendiri.

Tetapi pada hari itu sangat berbeda mereka yang biasanya terlihat santai dengan kekonyolan mereka menjadi sedikit panik oleh sebuah bola cahaya yang sangat besar muncul dari entah berantah berada didepan mereka dan mereka masuk kedalamnya, setelah mereka tersadar mereka terbangun disungai yang dangkal dan melihat kesekeliling dan mereka kaget karena tidak jauh dari sana terdapat kota dan ditengahnya ada istana yang sangat besar, dan tidak lama kemudian penjaga kota pun datang dan membawa mereka kedalam istana.

Didalam istana mereka dipenjara lalu dibawa ke aula besar tempat singgasana raja berdiri, lalu mereka dihadapkan pada sang Raja
“Kalian nampaknya bukan dari sini? Dari mana kalian? Tanya Raja
“Kami tadi dari sekolah lalu bertemu cahaya dan kami bangun sudah disungai dekat sini” jawab Anak
“Dimana itu sekolah? Kota apa itu? Aku tidak pernah dengar? Tanya Raja

Sadar kalau mereka didunia entah berantah mereka pun menjawab seadanya lalu disaat mereka berbincang cahaya melingkari ketiga remaja tersebut, penjaga yang tadinya menjaga ketat mundur karena cahaya menyilaukan tersebut lalu raja berkata tentang sebuah ramalan bulan yang mengatakan akan datang pahlawan membantu bangsa manusia untuk melawan iblis dan monster. Mungkin inilah saatnya lalu cahaya itu menghilang dan mereka ber tiga Anak,Kana dan Naka memegang sesuatu yang tidak mereka bawa dari dunianya yaitu Anak memegang sebuah pedang hitam, Kana memegang sebuah perisai dan Naka memegang sebuah busur. Raja pun kaget dan menyebut mereka adalah pahlawan mereka dijamu dengan sangat baik tetapi mereka ber tiga bingung dengan kondisi yang mereka alami.

Mereka pun menerima nasib kalau orang-orang disana mengira mereka pahlawan karena senjata yang mereka pegang masing-masing adalah senjata legendaris yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang terpilih sadar akan takdir yang harus mereka emban sebagai pahlawan, mereka berlatih untuk menjadi kuat dengan memasuki labirin dan hutan diluar kota, mereka tidak merasakan kesulitan untuk mengalahkan iblis dan monster untuk menaikan kepandaian mereka dalam bertarung karena mereka sudah terbiasa melakukan drama konyol pemusnahan iblis dan monster didunia nyata.

Setelah beberapa waktu mereka bertiga menjadi sangat kuat dan mereka dipanggil oleh raja untuk memasuki labirin didasar istana untuk mengambil sebuah tongkat magis yang dapat menyegel kekuatan iblis yang sangat besar tetapi labirin itu dihuni monster-monster yang sangat kuat dan banyak sekali jebakan. Raja memperingati hal-hal itu agar pahlawan berhati-hati.

Setelah itu mereka memasuki labirin tersebut benar disana dihuni oleh monster yang kuat, salah satunya kelelawar yang sangat gesit tetapi itu bukan masalah. Naka menghabisi mereka dengan cepat karena dia bisa menembakan anak panah sekaligus untuk mengalahkan kelelawar-kelelawar itu, setelah jauh memasuki dan mengalahkan monster dilabirin, akhirnya mereka sampai pada sebuah pintu gerbang yang sangat besar dan mereka membuka pintu tersebut dan Kana dengan sigap maju dan melindungi Anak yang didepan dari serangan monster yang mendadak ternyata itu adalah monster Lipan yang sangat besar dengan tangan-tangannya yang sangat tajam seperti pisau, dengan kombinasi senjata legendaris merekapun kesulitan melawan monster lipan tersebut tetapi Naka ingat kalau dia membawa obat serangga ditas sekolah yang dibawanya dari dunia nyata lalu ia melompat dengan bantuan lemparan perisai Kana untuk menyemprotkan cairan tersebut pada wajah lipan dan lipan itu mati seketika.

Setelah mereka mengalahkan lipan itu mereka melihat diujung labirin terdapat cahaya biru yang sangat terang, mereka mendekat dan menggenggam benda itu dan cahayanya hilang, lalu mereka berpikir bentuknya tidak asing, ternyata benda itu adalah batang pohon yang ada didunia nyata yang biasa mereka pakai untuk melakukan drama mengalahkan Monster dan Iblis. Setelah itu mereka membawa benda tersebut dan pergi menemui Raja dan memberitahu Raja kalau benda itu sudah ditangan mereka belum selesai mereka berbicara guncangan besar terjadi diistana lalu mereka keluar melihat apa yang terjadi. Ternyata ada segerombolan iblis dan monster yang mencoba masuk ke kota dan menghancurkan segala yang ada didekatnya, para pahlawan tidak tinggal diam dan melindungi kota.

Selama pertempuran pahlawan sangat mendominasi tapi seiring berjalannya waktu mereka merasa letih karena monster terus berdatangan lalu mereka terpojok dan tidak tau harus berbuat apa. Para penghuni kota sudah dievakuasi dan para penjaga pun sudah banyak yang gugur lalu tongkat iblis yang mereka dapat dilabirin itu bercahaya dan bersuara peganglah, lalu mereka bertiga memegang tongkat tersebut dan tiba-tiba mereka berada ditempat yang gelap. Mereka lalu bangun dan melihat keatas melihat cahaya yang silau sambil memegang sebuah tongkat, mereka ditarik oleh tongkat itu dan ternyata mereka berada didalam lubang galian perbaikan jalan karena siang itu petugas sedang istirahat jadi tidak ada yang dilokasi dan petugas pun menanyakan kenapa mereka bisa didalam lubang itu? dan merekapun bingung dan tersadar kalau itu hanya mimpi tapi kenapa bisa sama? Entahlah ..

SELESAI